Menurut
kisah yang diceritakan turun temurun dari generasi ke generasi, pernduduk
pertama Kenotan adalah mereka yang berasal dari gunung (rae ile lodo hau).
Ketika turun dari gunung, mereka melihat adanya asap api. Mereka pun segera
menuju ke sumber asap tersebut dan disitulah mereka mulai hidup bersama.
Mereka
mulai bertani dan dan bercocok tanam untuk kelangsungan hidup mereka. Adapun
orang pertama yang pertama kali mendiami tempat tersebut bernama ongo
(kakek) Gowin Bala. Namun menurut
cerita, sebelum ongo (kakek) Gowin Bala
ini mendiami tempat ini, dia telah mendapati seorang yang bernama Nuba Laba
Suban Wato Lake Belek. Ia dipercaya sebagai titisan Tuan Rera Wulan (penguasa
alam semesta) dan mereka hidup bersama dan saling membantu satu sama lain.
Namun tanpa disadari, mereka berdua mendapat ancaman dari beliwa atau pihak
musuh yang ingin menguasai tanah eka (daerah yang mereka tempati) itu.
Namun
dengan sekuat tenaga mereka berusaha mempertahankan tanah eka (daerah yang
mereka tempati). Maka terjadilah perang yang tidak bisa dihindari. Mereka hanya
berdua dan sulit dipercaya jika mereka dapat memenangkan peperangan itu. Namun
sebuah peristiwa yang luar biasa terjadi. Di situ terdapat Nuba (tumpukan batu-batu
yang besarnya berukuran kurang lebih seperti buah kelapa ) yang kemudian
menjelma menjadi menjadi manusia dan membantu mereka.
Setelah
perang berakhir, orang-orang tersebut kembali menjadi batu. Kemudian tanah eka
(daerah yang mereka tempati) tetap mereka diami. Tetapi karena mereka hanya
berdua, mereka akhirnya berdamai dengan beliwa (pihak musuh) dan hidup bersama dan sebagai kaka ari (bersaudara) dan membagi tanah eka (wilayah) tersebut. Tetapi
pembagian itu dilakukan dengan satu syarat bahwa semua orang berada di bawah
kekuasaan ongo (kakek) Gowin Bala
Kemudian
terbentuklah di situ dua belas suku yakni Ritawolo, Weran, Korebima, Uak tuka, Tobi ebak, Mawar, Lein,
Welin, Maran, Ora lolon, Wete one dan satu suku lagi (belum ada data). Sumber