Foto: Migo Mawar |
Meski
jaringan pipa air minum sudah menjangkau wilayah Adonara Tengah, masih terdapat
warga yang belum terakses air minum. Untuk mengatasi kesulitan ini, mereka
memanfaatkan air hujan yang ditampung. Ini adalah kebiasaan turun temurun di
desa yang terletak di ketinggian lereng bukit Seburi ini.
Air
hujan ditampung di bak sebagai sumber air bersih untuk mandi dan cuci.
Sementara air minum diperoleh dari mata air. Tetapi di musim kemarau, sebagian
warga terpaksa harus membeli air dari para penyedia air minum. Para penjaja ini
mematok harga Rp. 3.300 untuk air setiap jerry can berukuran besar (25 liter)
"Setiap
hari saya beli tiga jerrycan seharga sepuluh ribu," ungkap Migo Mawar,
salah satu warga desa Kenotan di akun media sosialnya. Ia berharap, musim hujan
segera tiba untuk mengatasi kesulitan air ini. (Teks: Simpet)