Siswa
SMAN I Adonara Tengah kini mulai merintis penggunaan buku harian atau diary.
Mereka pun mulai rutin menulis di buku diary tersebut. Kegiatan menulis ini
merupakan rekomendasi dari pelaksanaan pekan bulan bahasa pada Oktober lalu.
Buku
diary diisi dengan karya fiksi maupun catatan dari kegiatan yang mereka lakukan
sehari-hari. Alhasil, konten tulisan yang mereka buat pun menggambarkan
kehidupan khas pelajar sekolah menengah di salah satu pedalaman pulau Adonara.
Untuk
lebih menggemakan kampanye menulis ini, sejumlah konten diary dipublikasikan secara terbatas di
media sosial yang dikelola komunitas La Hunna.
Tampak dalam diary, seorang pelajar menuliskan perjuangan yang ia
lakukan bersama temannya untuk mengikuti sebuah kegiatan olahraga siswa.
"Pada
hari Minggu ini, saya diajak oleh seorang teman saya bernama W untuk mengikuti
kegiatan ekstra yaitu bola voly," tulis siswa itu di diarynya.
"Akhirnya saya pun menerima ajakan W tersebut. Pada sore itu juga, pukul
01.00 WIT, kami pergi bersama-sama untuk latihan bola voly di kampung B,"
kisahnya.
"Kampung
B itu letaknya sangat jauh dari kampung kami, tetapi kami tetap semangat untuk
mengikuti kegiatan ekstra tersebut. Dan sesampai di sana, kami ke rumah pelatih
kami, namun pelatih tersebut sedang ke luar rumah," tulisnya dalam buku diary.
Meskipun
kecewa karena kegiatan dibatalkan sepihak, siswa tersebut tetap berpikir
optimis. Ini tulisan selanjutnya: "Kami menyesal karena sudah jauh-jauh
datang, tetapi pelatih kami tidak ada di rumah. Namun, perjuangan kami sampai
di penyesalan ini (saja), tetapi kami bangkit dari penyesalan itu. Itu hanya
sebuah ujian bagi kami." (Teks: Thomas Wollor, Edit: Simpet)